TUGAS MATA KULIAH
KEPERAWATAN KOMUNITAS 4
PROMOSI KESEHATAN PADA ANAK USIA SEKOLAH
DENGAN METODE SIMULASI
(GOSOK GIGI DENGAN BENAR)
Oleh :
FILAILI PERISTI S. (130915023)
DIAN PANORAMA A. (130915024)
SISFANY MIRZANA (130915027)
BENY WAHYU A. (130915030)
M. FENDY P. (130915031)
ARISKA PUTRI H. (130915032)
FISTIA NUR F. (130915034)
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2012
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat
Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufiq, hidayah serta inayah-Nya kepada
penulis sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Promosi
Kesehatan Pada Anak Usia Sekolah (Gosok Gigi yang Benar)” dengan tepat waktu
demi memenuhi tugas Keperawatan Komunitas IV.
Dengan bantuan dan tuntunan
dari Allah SWT dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, dalam kesempatan
ini kami menyampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa
dalam pembuatan makalah ini masih sangat jauh dari sempurna baik dari segi materi
maupun penulisannya. Namun, kami telah berupaya dengan segala kemampuan dan
pengetahuan yang kami miliki sehingga dapat menyelesaikan makalah ini. Dengan
segala kerendahan hati dan tangan terbuka penulis menerima kritik dan saran
yang bersifat membangun dari pembaca demi penyempurnaan makalah ini.
Penulis berharap semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh masyarakat pada umumnya dan
keperawatan pada khususnya.
Surabaya, 21 November 2012
Penulis,
DAFTAR ISI
DAFTAR LAMPIRAN
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Menjaga kesehatan gigi sejak
dini snagat penting, karena dapat mempengaruhi kesehatan tubuh secara umum (Nurani, 2012).
Anggapan orang tua terhadap kesehatan gigi anak masih rendah, karena diketahui
banyak anak usia sekolah mengalami karies gigi dan gigi berlubang (dinkes
kaltim, 2012). Masalah kesehatan dan kebersihan gigi anak kurang karena pengetahuan
orang tua tentang kebersihan dan kesehatan gigi kurang, waktu dan pelaksanaan
gosok gigi yang kurang tepat, serta kurangnya kesadaran orang tua untuk
pemeriksaan gigi sang anak.
Berdasarkan
Riset Kesehatan Daerah tahun 2007 diketahui bahwa prevalensi karies aktif
nasional adalah 43,4% dengan provinsi Kalimantan Timur termasuk 14 provinsi
yang memiliki prevalensi karies aktif di atas prevalensi nasional, yaitu 49,6%. Fakta menarik berdasarkan data yang dikumpulkan dari
6.183 siswa SD yang sudah di kunjungi adalah: Hanya 50% yang menyikat gigi 2x sehari, setelah sarapan dan sebelum
tidur, 38% siswa yang menjaga pola makan dengan baik, 37% siswa yang
rutin mengunjungi dokter gigi setiap 6 bulan sekali, 60% dari siswa yang
diperiksa giginya masih menderita karies gigi (Indriani, 2011).
Anak tidak melakukan gosok
gigi lebih banyak karena ketidak tahuan orang tua terhadap pengetahuan
menggosok gigi serta perhatian orang tua yang kurang terhadap kesehatan mulut dan
gigi anak. Penumpukan sisa sisa makanan yang terselip di sela
gigi yang tidak dibersihkan akan mengeras dan membentuk plak pada gigi. Itu
akibat dari anak
yang
sering dibiarkan tidak menyikat gigi setelah makan dan menjelang tidur malam.
Dengan masalah yang dialami
anak pada usia sekolah maka pengetahuan dan skill anak dalam menggosok gigi
harus ditingkatkan. Maka dalam memberikan pengetahuan dan melatih anak dalam
menggosok gigi. Untuk mempermudah dalam meningkatkan pemahaman anak maka metode
yang cocok untuk anak adalah dengan metode simulasi. Metode simulasi cocok
diterapkan pada anak karena anak bisa terlibat aktif dalam
berinteraksi dengan situasi di lingkungannya.
1.2 Rumusan Masalah
1.
Bagaimana konsep promosi kesehatan?
2.
Bagaimana konsep metode simulasi?
3.
Bagaimana konsep anak usia sekolah?
4.
Bagaimana konsep gosok gigi?
1.3 Tujuan
Tujuan Umum
Menjelaskan konsep promosi kesehatan gosok gigi pada
anak usia sekolah.
Tujuan Khusus
1.
Memahami konsep promosi kesehatan.
2.
Memahami konsep metode simulasi.
3.
Memahami konsep anak usia sekolah.
4.
Memahami konsep gosok gigi.
1.4 Manfaat
Mahasiswa mampu memahami tentang konsep promosi
kesehatan untuk anak usia sekolah serta mampu mengajarkan cara menggosok gigi
dengan baik dan benar dengan metode simulasi.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Promosi Kesehatan
1.
Pengertian
Promosi kesehatan sebagai
suatu proses untuk mencapai keadaan fisik, mental dan kesejahteraan sosial.
Individu atau kelompok harus mampu mengetahui dan mewujudkan keinginan,
memenuhi kebutuhan, dan mengubah atau mengatasi lingkungan. Karena itu,
kesehatan dipandang sebagai sumber daya bagi kehidupan sehari-hari, bukan
tujuan hidup (WHO, 2009).
Dapat disimpulkan bahwa promosi
kesehatan adalah program-program kesehatan yang dirancang untuk membawa perubahan (perbaikan), baik di dalam masyarakat sendiri, maupun dalam organisasi dan lingkungannya. Menurut Green (Notoatmodjo,
2005), promosi kesehatan adalah segala bentuk kombinasi pendidikan kesehatan dan intervensi yang terkait
dengan ekonomi, politik, dan organisasi, yang dirancang untuk memudahkan perilaku dan lingkungan yang kondusif bagi kesehatan.
2.
Sasaran Promosi Kesehatan
Berdasarklan
pentahapan upaya promosi kesehatan, maka sasaran dibagi dalam tigakelompok
sasaran, yaitu :
1) Sasaran Primer (primary target)
Sasaran umumnya adalah masyarakat yang dapat dikelompokkan
menjadi, kepala keluarga untuk masalah kesehatan umum, Ibu hamil dan menyusui anak untuk
masalah KIA (Kesehatan Ibu dan Anak) serta anak sekolah untuk kesehatan remaja dan lain
sebagianya. Sasaran
promosi ini sejalan dengan strategi pemberdayaan masyarakat (empowerment).
2) Sasaran Sekunder (secondary
target)
Sasaran sekunder dalam promosi kesehatan adalah
tokoh-tokoh masyarakat, tokohagama, tokoh adat, serta orang-orang yang memiliki
kaitan serta berpengaruh penting dalam kegiatan promosi kesehatan, dengan
harapan setelah diberikan promosi kesehatan maka masyarakat tersebut akan dapat kembali memberikan atau
kembali menyampaikan promosikesehatan pada lingkungan masyarakat sekitarnya. Tokoh masyarakat yang telah
mendapatkan promosi kesehatan diharapkan pula agar dapat menjadi model dalam perilaku hidup
sehat untuk masyarakat sekitarnya.
3) Sasaran Tersier (tertiary target)
Adapun yang menjadi sasaran tersier dalam promosi
kesehatan adalah pembuat keputusan (decission maker) atau penentu kebijakan (policy maker).
Hal ini dilakukan dengan suatu harapan agar kebijakan atau keputusan yang dikeluarkan oleh
kelompok tersebut akan memiliki efek / dampak serta pengaruh bagi sasaran sekunder maupun sasaran primer dan
usaha ini sejalan dengan strategi advokasi (advocacy).
3.
Strategi Promosi Kesehatan
Menurut WHO,
1984 terdapat 3 strategi dalam promosi kesehatan, yaitu :
1. Advokasi (advocacy)
Advokasi
dapat dilakukan dengan memengaruhi para pembuat kebijakan untuk membuat
peraturan-peraturan yang bisa berpihak pada kesehatan dan peraturan tersebut
dapat menciptakan lingkungan yang dapat mempengaruhi perilaku sehat dapat
terwujud di masyarakat (Kapalawi, 2007). Advokasi bergerak secara top-down (dari atas ke bawah). Melalui
advokasi, promosi kesehatan masuk ke wilayah politik. Agar pembuat kebijakan
mengeluarkan peraturan yang menguntungkan kesehatan. Advokasi adalah suatu cara yang digunakan guna mencapai suatu tujuan yang merupakan
suatu usaha sistematis dan terorganisir untuk mempengaruhi dan mendesakkan
terjadinya perubahan dalam kebijakan public secara bertahap maju.
2. Dukungan sosial
Agar kegiatan promosi kesehatan mendapat dukungan dari tokoh masyarakat. Dukungan social adalah ketersediaan sumber daya yang memberikan kenyamanan fisik
dan psikologis sehingga kita dapat melaksanakan kehidupan dengan baik,
dukungan sosial ini adalah orang lain yang
berinteraksi dengan petugas. Contoh nyata adalah dukungan sarana dan prasarana ketika kita akan
melakukan promosi kesehatan atau informasi yang memudahkan kita, atau dukungan emosional dari
masyarakat sehingga promosi yang diberikan lebih diterima.
3. Pemberdayaan Masyarakat (empowerment)
Di samping
advokasi kesehatan, strategi lain dari promosi kesehatan
adalah pemberdayaan masyarakat di dalam kegiatan-kegiatan kesehatan.
Pemberdayaan masyarakat dalam bidang kesehatan lebih kepada untuk meningkatkan
partisipasi masyarakat dalam bidang kesehatan. Jadi sifatnya bottom-up (dari bawah ke atas). Partisipasi masyarakat adalah kegiatan
pelibatan masyarakat dalam suatu program. Diharapkan dengan tingginya
partisipasi dari masyarakat maka suatu program kesehatan dapat lebih tepat
sasaran dan memiliki daya ungkit yang lebih besar bagi perubahan perilaku
karena dapat menimbulkan suatu nilai di dalam masyarakat bahwa
kegiatan-kegiatan kesehatan tersebut itu dari kita dan untuk kita (Kapalawi,
2007). Dengan pemberdayaan masyarakat, diharapkan masyarakat dapat berperan aktif
atau berpartisipasi dalam setiap kegiatan.
2.2 Metode Promosi Kesehatan : Simulasi
1. Pengertian
Simulasi ialah suatu metodologi untuk
melaksanakan percobaan dengan menggunakan model dari satu sistem nyata
(Siagian, 1987).
Simulasi adalah suatu proses
peniruan dari sesuatu yangnyata beserta keadaan sekelilingnya (state of
affairs). Aksi melakukan simulasi ini secara umum menggambarkan sifat-sifat
karakteristik kunci dari kelakuan sistem fisik yang diabstraksikan.
Menurut
Hasan (2002), simulasi merupakan suatu model pengambilan keputusan dengan mencontoh atau mempergunakan gambaran sebenarnya dari suatu sistem
kehidupan dunia nyata tanpa harus mengalaminya pada keadaan yang sesungguhnya.
Simulasi adalah suatu teknik yang
dapat digunakan untuk memformulasikan dan memecahkan model-model dari golongan
yang luas. Golongan atau kelas ini sangat luasnya sehingga dapat dikatakan jika
semua cara yang lain gagal, cobalah simulasi (Schroeder, 1997).
Simulasi merupakan suatu teknik
meniru operasi-operasi atau proses- proses yang terjadi dalam suatu sistem
dengan bantuan perangkat komputer dan dilandasi oleh beberapa asumsi
tertentu sehingga sistem tersebut bisa dipelajari secara ilmiah (Law and
Kelton, 1991).
Simulasi
adalah metode pembelajaran yang menyajikan pelajaran dengan menggunakan situasi
atau proses nyata, dengan peserta didik terlibat aktif dalam berinteraksi
dengan situasi di lingkungannya. Peserta didik mengaplikasikan pengetahuan yang
telah dipelajari sebelumnya. Hal ini berguna untuk memberikan respon (membuat
keputusan atau melakukan tindakan) untuk mengatasi masalah/situasi dan menerima
umpan balik tentang respons tersebut (Nursalam, 2009).
Dalam simulasi digunakan komputer
untuk mempelajarisistem secara numerik, dimana dilakukan pengumpulan data
untuk melakukan estimasi statistik untuk mendapatkan karakteristik
asli dari sistem. Simulasi merupakan alat yang tepat untuk digunakan
terutama jika diharuskan untuk melakukan eksperimen dalam rangka mencari komentar
terbaik dari komponen-komponen sistem. Hal ini dikarenakan sangat mahal dan memerlukan
waktu yang lama jika eksperimen dicoba secara nyata. Dengan melakukan studi simulasi
maka dalam waktu singkat dapat ditentukan keputusan yang tepat serta dengan
biaya yang tidak terlalu besar karena semuanya cukup dilakukan dengan komputer.
Pendekatan simulasi diawali dengan pembangunan model sistem nyata. Model
tersebut harus dapat menunjukkan bagaimana berbagai komponen dalam sistem
saling berinteraksi sehingga benar- benar menggambarkan perilaku sistem.
Setelah model dibuat maka model tersebut ditransformasikan ke dalam program
komputer sehingga memungkinkan untuk disimulasikan
2.
Tujuan
Tujuan metode simulasi yaitu membantu peserta didik
mempraktikkan ketrampilan dalam membuat keputusan dan penyelesaian masalah,
mengembangkan kemampuan interaksi antarmanusia dan memberikan kesempatan
peserta didik untuk menerapkan berbagai prinsip, teori, serta untuk
meningkatkan kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor.
3.
Kelebihan dan Kekurangan Simulasi
Beberapa
kelebihan model simulasi adalah sebagai berikut:
1)
Simulasi dapat
memberi solusi kalau model analitik gagal melakukannya.
2)
Model simulasi lebih realistis terhadap
sistem nyata karena memerlukan asumsi yang lebih sedikit.
3)
Perubahan konfigurasi dan
struktur dapat dilaksanakan lebih mudah untuk menjawab pertanyaan:
what happen if..
4)
Dalam banyak
hal, simulasi lebih murah dari percobaannya sendiri.
5)
Simulasi dapat digunakan untuk maksud pendidikan.
6)
Untuk sejumlah proses dimensi, simulasi memberikan penyelidikan yang
langsung dan terperinci dalam periode waktu khusus.
Namun, model
simulasi juga memiliki beberapa kekurangan, yaitu:
1)
Simulasi bukanlah presisi dan
juga bukan suatu proses optimisasi. Simulasi tidak menghasilkan
solusi, tetapi ia menghasilkan cara untuk menilai solusi termasuk solusi
optimal.
2)
Model simulasi yang
baik dan efektif sangat mahal dan membutuhkan waktu
yang lama dibandingkan dengan model analitik.
3)
Tidak semua
situasi dapat dinilai melalui simulasi kecuali situasi yang memuat ketidakpastian
(Siagian, 1987).
4. Model-model Simulasi
Model-model
simulasi yang ada dapat dikelompokkan ke dalam beberapa penggolongan,antara
lain:
1)
Model Stochastic atau probabilistic
Model stokastik adalah model
yang menjelaskan kelakuan sistem secara probabilistik; informasiyang masuk
adalah secara acak. Model ini kadang-kadang juga disebut sebagai model simulasi
Monte Carlo. Di dalam proses stochastic sifat-sifat keluaran (output) merupakan hasil
dari konsep random (acak). Meskipun output yang diperoleh dapat dinyatakan
dengan rata-rata, namun kadang-kadang ditunjukkan pula pola penyimpangannya.
Model yang mendasarkan pada teknik peluang dan memperhitungkan ketidakpastian
(uncertainty) disebut
model probabilistik atau model stokastik.
2)
Model Deterministik
Pada
model ini tidak diperhatikan unsur random, sehingga pemecahan masalahnya
menjadi lebih sederhana.
3)
Model Dinamik
Model
simulasi yang dinamik adalah model yang memperhatikan perubahan-perubahan nilai
dari variable-variabel yang ada kalau terjadi pada waktu yang berbeda.
4)
Model Statik
Model
statik adalah kebalikan dari model dinamik. Model statik tidak memperhatikan
perubahan-perubahan nilai dari variable-variabel yang ada kalau terjadi pada
waktu yang berbeda.
5)
Model Heuristik
Model
heuristik adalah model yang dilakukan dengan cara coba-coba, kalau dilandasi
suatu teori masih bersifat ringan, langkah perubahannya dilakukan
berulang-ulang, dan pemilihan langkahnya bebas, sampai diperoleh hasil yang
lebih baik, tetapi belum tentu optimal (Subagyo, 2000).
6)
Simulasi Analog
Simulasi
Analog mempergunakan representasi fisik untuk menjelaskan karakteristik
penting darisuatu masalah model hidraulik sistem ekonomi makro.
7)
Simulasi Simbolik
Simulasi
Simbolik yang pada dasarnya adalah model matematik yang pemecahannya
(dipermudah) dengan menggunakan komputer. Disebut juga dengan Simulasi
Komputer.
5.
Langkah-langkah dalam Proses Simulasi
Pada umumnya terdapat 5 langkah
pokok yang diperlukan dalam menggunakan simulasi, yaitu :
1.
Menentukan persoalan atau sistem yang hendak disimulasi.
2.
Formulasikan model simulasi yang hendak digunakan.
3.
Ujilah model dan
bandingkan tingkah lakunya dengan tingkah laku dari sistem
nyata, kemudian berlakukanlah model simulasi tersebut.
4.
Rancang percobaan-percobaan simulasi.
5.
Jalankan simulasi dan analisis data
(Levin, dkk, 2002).
2.3 Gosok gigi
1.
Pengertian
Gigi merupakan salah satu
organ pengunyah yang terdiri dari gigi pada rahang atas dan rahang bawah
(Taringan, 1995).
Sedangkan
menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, gigi merupakan tulang keras dan
kecil-kecil berwarna putih yang tumbuh tersusun berakar di dalam gusi dan
gunanya untuk mengunyah dan menggigit.
Kesehatan gigi adalah kesehatan gigi dan mulut yang bersifat
peningkatan pencegahan umum (Mass
Prevention); penyuluhan gigi dan mulut, pemeliharaan kebersihan gigi
dan mulut perlindungan (tooth burshing compaign, kumur-kumur,
flouridasi air minum) (Depkes RI. 1990/1991).
2.
Fungsi Gigi
Menurut Paramita (2000), fungi gigi adalah sebagai
berikut :
a.
Membantu fungsi bicara.
Bahasa
yang diucapkan seseorang akan terdengar dengan jelas, karena banyak huruf
alfabet yang tidak dapat disuarakan dengan baik tanpa bantuan gigi.
b.
Membentuk wajah
Gigi
yang besih dan sehat akan membentuk wajah, sehingga berpenampilan baik.
c.
Membantu proses penyaringan makanan yang masuk ke
dalam rongga pencernaan.
d.
Alat untuk mengunyah.
3.
Macam Macam Gigi
Menurut Paramita (2000), pembagian gigi berdasarkan bentuknya
terdiri dari gigi seri, taring 1, taring 2 dan gigi geraham. Masing-masing
bentuk gigi mempunyai fungsi yang berbeda-beda, antara lain :
a.
Gigi seri berfungsi untuk menggigit makananyang
terletak di bagian depan menghadap mulut. Berjumlah 8 buah, yaitu 4 buah di
rahang atas dan 4 buah di rahang bawah.
b.
Gigi taring untuk merobek makanan. Jumlah 4 buah
yaitu, 2 buah terletak di rahang atas dan 2 buah terletak di rahang bawah.
c.
Gigi taring 2 berfungsi untuk merobek makanan.
Jumlahnya 8 buah, yaitu 4 buah di rahang atas dan 4 buah di rahang bawah.
d.
Gigi geraham berfungsi untuk mengunyah makanan yang
terletak di belakang mulut.
4.
Struktur Gigi Manusia
Menurut Paramita (2000)
struktur gigi manusia dibagi menjadi dua bagian :
a.
Struktur jaringan keras.
Bagian ini terletak di bagian mulut yang dikenal dengan
mahkota gigi. Pada mahkota terdapat jaringan yang menonjol yang disebut puncak
gigi. Mahkota gigi dan puncak gigi dilapisi oleh suatu lapisan yang disebut
email gigi. Di bawah email gigi lapisan berwarna putih yang disebut dentil
gigi.
b.
Struktur jaringan lunak.
Jaringan lunak yang menyokong tulang gigi dikenal dengan
gusi. Bagian gigi yang melekat pada tulang gusi disebut akar gigi. Di bagian
dalam gigi terdapat rongga yang disebut pulpa gigi dan di dalam pulpa gigi
terdapat serabut saraf dan pembuluh darah.
5.
Akibat Tidak Menggosok Gigi
a.
Gigi terlihat kotor.
b.
Bau mulut.
c.
Kesehatan gigi dan mulut yang buruk dapat mempengaruhi
penampilan, sehingga merasa rendah diri yang perngaruh terhadap kehidupan
sosial.
d.
Caries gigi dan penyakit lain yang disbabkan oleh
bakteri yang menimbulkan rasa tidak nyaman.
6.
Masalah Kesehatan Gigi Yang Sering
Muncul.
a.
Caries Gigi.
Caries gigi (gigi berlubang) merupakan kerusakan
enamel, dentil dan semen yang berlangsung secara progresif. Insiden pembentukan
caries gigi yang paling tinggi terdapat pada usia kanak-kanak. Setelah usia 25
tahun jarak terbentuk caries yang baru sekalipun lubang-lubang lama akan
melebar. (Beck, 1995).
Terdapat beberapa stadium caries menurut Adam, 1995:
I.
Email menjadi menipis
II.
Email menjadi keropos, lubang yang dalam, di mana
bakteri bisa berkembang
III.
Kadang-kadang dari luar kelihatan bagus, tapi sudah
merasa sakit, ini suatu tanda pengrusakan sudah sampai di urat saraf gigi
(pulpis).
IV.
Urat saraf mati, menjadi busuk yang disebut gangren.
Baunya sangat busuk, terjadi pembengkakan yang sakit.
Tanda dan gejala caries berdasarkan stadium
pembentukan dapat digolongkan menjadi dua golongan. Dalam stadium I/II gigi
belum menunjukkan gejala sakit, terasa sakit sewaktu minum es, minum yang
panas, atau masuknya sisa makanan ke dalam lubang gigi tersebut. Sedangkan
untuk stadium II/IV trerdapat gejala gigi terasa sakit sekali, pipi bengkak,
panas, keadaan umum lemah (terjadi pepsi/keracunan darah), nanah menjadi jalan
keluar, dapat melalui gigi menembus tulang rahang dan gusi (Taringan dan Adam,
1995).
Walaupun caries gigi merupakan penyakit yang 98%
menyerang manusia, tetapi timbul caries dapat dicegah antara lain dengan
pemberian fluorisasi untuk menguatkan gigi, sikat gigi yang efisien untuk
melepaskan dental plaugue/plag gigi, perubahan diet (mengurangi jumlah maupun
frekuensi gula pasir) dan perawatan gigi yang terakhir. (Beck, 1995)
b.
Gingivitis
Suatu inflamasi pada
jaringan gusi, merupakan penyakit penyangga gigi yang paling ringan.
Faktor-faktor penyebab :
a.
Faktor lokal adalah plag, impaksi makanan, karies dan
tambalan yang berlebihan.
b.
Faktor Sistemik adalah penurunan daya tahan tubuh
seseorang.
(Mansjoer, 2001)
7.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Kesehatan Gigi
Dalam hal ini
banyak sekali yang mempengaruhi kesehatan gigi, antara lain :
a.
Gizi makanan, perlu kita
ketahui bahwa benih gigi seudah terbentuk waktu janin (embrio) berusia ½ bulan
dalam kandungan. Makanan ini sudah tercakup dalam empat sehat lima sempurna.
Dalam hal ini makanan mempunyai 3 pengaruh:
1.
Pengaruh selama pembentukan gigi. Zat kapur merupakan
bahan utama dalam pembentukan enamel, di samping vitamin C, D dan lain-lain.
2.
Bila gigi sudah tumbuh. Makanan yang empuk dan lunak
tidak memerlukan pengunyahan yang sulit. Sering tidaknya ktia makan juga
mempengaruhi. Pengaruh asam dari zat hidrat arang dalam mulut terjadi selama 40
menit pertama sesudah makan. Kalau kita makan 3 kali sehari maka pengaruh asam
hanya terjadi selama 3 x 30 menit = 1 ½ jam/hari.
b.
Jenis makanan, makanan yang
mudah lengket dan menempel digigit seperti permen dan coklat, makanan ini
sangat disukai oleh anakanak. Hal ini yang mengakibatkan gangguan. Makanan tadi
mudah tertinggal dan melekat pada gigi dan bila terlalu sering dan lama akan
berakibat tidak baik. Makanan yang manis dan lengket tersebut akan bereaksi di
mulut dan asam yang merusak email gigi.
c.
Kebersihan gigi, biasakanlah
anak-anak agar selalu menyikat giginya atau berkumur-kumur setiap selesai makan
atau sebelum tidur.
d.
Kepekatan air ludah, pada orang-orang
yang mempunyai air ludah yang sangat pekat dan sedikit akan lebih mudah giginya
menjadi berlubang dibandingkan dengan air ludah yang encer dan banyak, sebab
pada anak yang beair ludah pekat dan sedikit maka sisa makanan akan mudah
menempel pada permukaan gigi (Moestopo, 1982).
8.
Cara Menggosok Gigi Yang Tepat.
Dalam menggososk
gigi, tehnik apapun yang dipergunakan harus diperhatikan cara menyikat gigi
jangan sampai merusak struktur gigi. Berikut cara menggosok gigi yang benar :
a.
Sikat gigi dan gusi dengan posisi kepala sikat
membentuk sudut 450 di daerah perbatasan antara gigi dengan gusi.
b.
Gerakkan sikat dengan lembut dan memutar. Sikat bagian
luar permukaan setiap gigi atas dan bawah dengan posisi bulu sikat 450
berlawanan dengan garis gusi agar sisa makanan yang mungkin masih menyelip
dapat dibersihkan.
c.
Gunakan gerakan yang sama untuk menyikat bagian dalam
permukaan gigi.
d.
Gosok semua bagian permukaan gigi yang digunakan untuk
mengunyah. Gunakan hanya ujung bulu sikat gigi untuk membersihkan gigi dengan
tekanan ringan sehingga hanya ujung bulu sikat gigi tidak membengkok. Biarkan
bulu sikat gigi membersihkan celah celah gigi. Rubah posisi sikat gigi sesering
mungkin.
e.
Untuk membersihkan gigi depan bagian dalam, gosok gigi
dengan posisi tegak dan gerakkan perlahan ke atas dan ke bawah melewati garis
gusi.
f.
Sikat lidah untuk menyingkirkan bakteri dan agar napas
lebih segar.
g.
Pilihlah sikat gigi dengan bulu sikat yang lembut
karena bulu yang keras dapat melukai gusi dan menimbulkan abrasi pada gigi,
yaitu penipisan struktur gigi terutama disekitar garis gusi. Abrasi gigi
membuat bakteri dan asam menghabiskan gigi karena lapisan keras pelindung
enamel gigi telah terkikis.
h.
Ganti sikat gigi jika bulu sikat sudah rusak dan
simpanlah sikat gigi pad atempat yang kering.
i.
Jangan pernah meminjamkan sikat gigi kepada orang lain
karena sikat gigi mengandung bakteri yang dapat bepindah dari orang yang satu
ke orang yang lain, meski sikat sudah dibersihkan.

Gambar 2.1 Tahapan Gosok Gigi
9.
Waktu Yang Tepat Untuk Menggosok Gigi.
a.
Minimal kita menggosok gigi 2 kali dalam sehari yaitu
pagi setelah sarapan dan yang kedua menjelang tidur.
b.
Yang paling ideal sebaiknya menyikat gigi setelah
makan dan menjelang tidur.
Apabila kita mampu menggosok gigi setelah makan,
dianjurkan untuk kumur kumur dengan air bersih untuk mengurangi sisa sisa
makanan yang masih menempel di gigi.
2.4
Anak Usia Sekolah
1.
Pengertian
Usia
sekolah adalah perkembangan anak menggambarkan kemampuan fisik, emosional, dan
mental yang diharapkan dari anak-anak usia 6 – 12 tahun (Jennifer, 2010).
a.
Fisik
Anak
usia sekolah biasanya memiliki keterampilan motorik halus dan kuat. Namun,
koordinasi mereka (terutama mata-tangan), daya tahan, keseimbangan, dan
kemampuan fisik bervariasi. Keterampilan motorik halus juga dapat
bervariasi. Keterampilan ini dapat mempengaruhi kemampuan seorang anak
untuk menulis rapi, berpakaian dengan tepat, dan melakukan tugas-tugas
tertentu, seperti membuat tempat tidur atau mencuci piring (Jennifer, 2010).
Akan
ada perbedaan besar dalam tinggi badan, berat badan, dan membangun antara
anak-anak dari rentang usia ini. Penting untuk diingat bahwa latar belakang genetik, serta nutrisi dan olahraga,
dapat mempengaruhi pertumbuhan anak. Ada juga bisa menjadi perbedaan besar
dalam usia di mana anak-anak mulai mengembangkan karakteristik seksual
sekunder. Untuk anak perempuan, karakteristik seks sekunder meliputi payudara, ketiak dan
kemaluan pertumbuhan rambut. Untuk anak laki-laki, mereka
termasuk pertumbuhan
ketiak, dada, kemaluan rambut dan pertumbuhan testis dan penis (Jennifer, 2010).
b.
Bahasa Pengembangan
Awal anak usia
sekolah harus dapat menggunakan sederhana, namun kalimat lengkap yang rata-rata
lima sampai tujuh kata. Sebagai anak berjalan selama bertahun-tahun
sekolah dasar, tata bahasa dan pengucapan menjadi normal. Anak-anak
menggunakan kalimat yang lebih kompleks saat mereka tumbuh (Jennifer, 2010).
Bahasa penundaan mungkin karena masalah pendengaran atau
intelijen. Selain itu, anak-anak yang tidak mampu mengekspresikan diri
dengan baik mungkin lebih cenderung memiliki perilaku agresif atau amarah. Seorang
anak 6 tahun biasanya dapat mengikuti serangkaian tiga perintah
berturut-turut. Pada usia 10, sebagian besar anak dapat mengikuti
lima perintah berturut-turut. Anak-anak yang memiliki masalah di daerah
ini mungkin mencoba untuk menutupinya dengan backtalk atau melucu
sekitar. Mereka jarang akan meminta bantuan karena mereka takut menggoda (Jennifer, 2010).
c.
Perilaku
Sering keluhan
fisik (seperti sakit tenggorokan, sakit perut, lengan atau nyeri kaki) mungkin
hanya karena kesadaran tubuh anak meningkat. Meskipun seringkali tidak ada
bukti fisik untuk keluhan tersebut, keluhan harus diinvestigasi untuk
menyingkirkan kondisi kesehatan yang mungkin terjadi, dan untuk meyakinkan anak
bahwa orangtua prihatin nya kesejahteraan (Jennifer, 2010).
Penerimaan teman
sebaya menjadi lebih penting selama usia sekolah tahun. Anak-anak dapat
mengambil bagian dalam perilaku tertentu untuk menjadi bagian dari
"kelompok." Berbicara tentang perilaku dengan anak Anda akan
memungkinkan anak untuk merasa diterima dalam kelompok, tanpa melintasi batas-batas
standar perilaku keluarga (Jennifer, 2010).
Persahabatan pada
usia ini cenderung terutama dengan anggota dari jenis kelamin yang
sama. Bahkan, yang lebih muda usia sekolah anak sering berbicara tentang
anggota lawan jenis sebagai "aneh" atau
"mengerikan."Anak-anak menjadi kurang negatif tentang lawan jenis
karena mereka lebih dekat dengan remaja (Jennifer, 2010).
Berbohong, menipu, mencuri, dan merupakan contoh perilaku yang anak usia
sekolah dapat "mencoba" karena mereka belajar bagaimana untuk
menegosiasikan harapan dan aturan ditempatkan pada mereka oleh keluarga, teman,
sekolah, dan masyarakat. Orang tua harus
berurusan dengan perilaku pribadi (sehingga teman-teman anak tidak menggoda
mereka). Orang tua harus menunjukkan pengampunan, dan menghukum dengan
cara yang berhubungan dengan perilaku (Jennifer, 2010).
Kemampuan untuk
membayar perhatian adalah penting untuk keberhasilan baik di sekolah dan di
rumah. A 6-tahun harus bisa fokus pada tugas selama minimal 15
menit. Pada usia 9, seorang anak harus dapat memusatkan perhatian selama
sekitar satu jam, adalah penting bagi anak untuk belajar bagaimana menghadapi
kegagalan atau frustrasi tanpa kehilangan harga diri (Jennifer, 2010).
d.
Keselamatan
Keselamatan adalah
penting bagi anak usia sekolah.
a) Anak
usia sekolah sangat aktif. Mereka membutuhkan aktivitas fisik dan
persetujuan rekan, dan ingin mencoba perilaku lebih berani dan petualang.
b) Anak-anak
harus diajarkan untuk bermain olahraga yang layak dan aman, daerah diawasi,
dengan peralatan yang tepat dan aturan. Sepeda, skateboard, in-line skate,
dan jenis-jenis peralatan olahraga rekreasi harus sesuai anak. Mereka
harus digunakan hanya ketika mengikuti aturan lalu lintas dan pejalan kaki, dan
sementara menggunakan peralatan keselamatan seperti lutut, siku, pergelangan
tangan bantalan / kawat gigi, dan helm. Peralatan olahraga tidak boleh
digunakan pada malam hari atau kondisi cuaca ekstrim.
c) Kolam
dan air pelajaran keselamatan dapat membantu mencegah tenggelam.
d) Keselamatan
instruksi mengenai pertandingan, korek api, barbecue, kompor, dan api terbuka
dapat mencegah luka bakar utama.
e) Mengenakan
sabuk pengaman adalah cara yang paling penting untuk mencegah cedera atau
kematian utama dari kecelakaan kendaraan bermotor.
BAB 3
PROMOSI KESEHATAN
3.1
Kasus
Pengkajian berikut dilakukan menurut teori Winshield Survey pada kelompok usia
sekolah di SDN 4 Sumber
1.
Data inti, terdiri dari :
a.
Sejarah : SDN 4 Sumber didirikan di pada tahun 1996 di kecamatan Sidorame, Kabupaten Sidomakmur
b.
Demografi :
Karakteristik umur dan jenis kelamin : rata-rata umur
siswa kelas 1 di SDN 4 Sumber 6-7 tahun.
Distribusi etnik : 100 % siswa SDN 4 Sumber adalah
etnik jawa
Distribusi ras : 100 % siswa
SDN 4 Sumber ras Mongoloid
c.
Vital statistik
- Kelahiran :
- Mortalitas :
- Morbiditas :
penyakit yang sering terjadi pada anak sekolah antara lain :
diare, kecacingan, karies gigi, penyakit mata dan telinga. Pada tahun 2010
jumlah penderita diare di Jawa Timur mencapai 1.063.949 kasus dengan 37,94%
(403.611 kasus) diantaranya balita.
d.
Tipe Keluarga : tipe keluarga anak sekolah antara lain
: orang tua yang perhatian, orang tua bekerja satu
hari penuh, orang tua dengan kemampuan ekonomi yang kurang, orang tua dengan
kemampuan ekonomi di atas rata-rata. Perbedaan tipe keluarga dapat mempengaruhi
PHBS pada anak sekolah.
e.
Status perkawinan : belum kawin
f.
Kelompok etnis :
Beberapa budaya menyatakan bahwa anak sekolah :
- dilarang bermain
pada malam hari karena takut dibawa setan. Selain itu, anak usia sekolah harus
berada di rumah saat maghrib
- jangan makan buah pisang (jantungnya) khususnya anak kecil, karena
kelak akan berakibat sianak akan bodoh, dungu, dan bloon.
- Menggosok gigi bisa dilakukan hanya dengan
mengusap tangan tanpa sikat gigi dan pasta gigi.
g.
Nilai dan keyakinan :
- Banyak orang tua
yang tidak peduli terhadap PHBS anaknya
- Anak jarang menggosok gigi sebelum tidur
2.
Komponen sub sistem, terdiri dari :
a.
Lingkungan fisik
Pengkajian lingkungan fisik
1)
Perumahan dan Lingkungan : SDN 4 Sumber berada di
daerah perkampungan yang jauh dari jalan raya.
2)
Lingkungan terbuka : persawahan, sungai, lapangan
3)
Batas :
Utara : Sidowayah
Barat : Sidomande, karangsido
Selatan : Sidotenan
Timur : Sidomrene
4)
Kebiasaan :
- Siswa SDN 4 kelas 1 Sumber tidak mengenal cara menggosok gigi
dengan baik dan benar
- Sebagian besar
siswa tidak terbiasa menggosok gigi sebelum dan sesudah makan
- Hanya sedikit
yang menggosok gigi dan menggunakan pasta gigi
5)
Transportasi : 70% siswa SDN 4 Sumber jalan
kaki saat ke sekolah dan dan 30% memakai sepeda
6)
Pusat pelayanan : puskesmas pembantu
7)
Tempat belanja : pasar kecamatan Sidomakmur
8)
Tempat ibadah : masjid, gereja
9)
Politik : sekolah bekerja sama dengan pukesmas
pembantu dalam pemeriksaan gigi berkala
10)
Media : papan pengumuman
b.
Pelayanan kesehatan dan sosial :
- Fasilitas dalam
komunitas, misalnya puskesmas pembantu
- Fasilitas di
luar komunitas, misalnya promosi kesehatan tentang cuci tangan, gizi, sikat
gigi, dan imunisasi
c.
Ekonomi
- Karakteristik
finansial : sebagian besar siswa SDN 4 kelas 1 Sumber diberikan uang saku
oleh orang tua, rata-rata sebesar Rp 1.500,-
d.
Karakteristik pekerjaan : siswa SDN 4 kelas 1 Sumber selain sekolah mereka sering bermain setelah pulang
sekolah dan mengaji di TPA
e.
Keamanan dan transportasi : sebagian besar siswa SDN 4
kelas 1 Sumber jalan kaki dan
menggunakan sepeda
f.
Politik dan pemerintahan
Kelompok pelayanan masyarakat yang sering diikuti oleh
siswa SDN 4 Sumber kelas 1 adalah TPA
g.
Komunikasi
- Komunikasi
formal : Radio, TV
- Komunikasi
informal : Papan pengumuman, poster (tentang sikat gigi, gizi, cuci tangan, dan imunisasi)
h.
Pendidikan : institusi pendidikan pada usia sekolah
antara lain : Sekolah dasar Negeri dan TPA
i.
Rekreasi :
- Waktu luang
siswa kelas 1 SDN 4 Sumber biasanya diisi dengan bermain bersama
teman, antara lain bermain di sungai, karet gelang, kelereng
- Media hiburan
yang TV dan radio
Data dari siswa kelas 1 SDN 4 Sumber yang berjumlah 15 siswa
diperoleh data bahwa anak yang jarang menggosok gigi 7, menggosok gigi tapi dengan cara yang salah 6 dan yang tidak sama sekali 2.
Tercatat pada Bulan Februari 2012, terdapat 7 anak yang tidak masuk sekolah karena sakit. Berdasarkan
surat keterangan dokter yang ditujukan ke sekolah sebagai surat ijin tidak
masuk, 5 diantaranya ijin karena datang ke puskesmas
pembantu untuk pengobatan gigi. Selain itu, diperoleh data sebanyak 8 gigi siswa
SDN 4 Sumber mengalami karies.
Berdasarkan
hasil survey awal dan wawancara
dengan siswa kelas 1 SDN 4 Sumber, enam
diantara 15 anak didik yang diwawancarai mengatakan bahwa mereka tidak terlalu
mengetahui pentingnya gosok gigi dengan baik dan benar, lima diantaranya
mengatakan menggosok gigi tanpa pasta gigi, dan empat lainnyahanya terdiam dan
tidak memberikan jawaban. Analisa Kasus
No
|
Data
|
Etiologi
|
Masalah Keperawatan
|
1.
|
DS:
- Siswa SDN 4 kelas 1 Sumber tidak mengenal cara menggosok gigi
dengan baik dan benar
- Sebagian besar
siswa tidak terbiasa menggosok gigi sebelum dan sesudah
makan
-
Hanya sedikit yang menggosok gigi dan menggunakan
pasta gigi
- DO: kondisi gigi anak SDN 4 Sumber berlubang dan berwarna kekuningan,
serta tidak bersih
|
Perilaku tidak sehat
↓
Caries Gigi
|
Defisit perawatan diri :
gosok gigi
|
2.
|
DS: siswa kelas 1 SDN 4 Sumber mengaku tidak terlalu
faham dan peduli terkait gosok gigi.
DO: dari hasil survei ada siswa kelas
1 SDN 4 Sumber, enam diantara 15 anak didik yang diwawancarai mengatakan
bahwa mereka tidak terlalu mengetahui pentingnya gosok gigi dengan baik dan
benar, lima diantaranya mengatakan menggosok gigi tanpa pasta gigi, dan empat
lainnyahanya terdiam dan tidak memberikan jawaban
|
Ketidak pedulian dan ketidakmauan siswa untuk gosok gigi
↓
Tidak peduli dengan efek
↓
Kurang pengetahuan
|
Kurang pengetahuan
|
3.2
Identifikasi Masalah
a.
Defisit perawatan diri : Gosok gigi
b.
Kurang pengetahuan terhadap gosok gigi
3.1
Perencanaan
1.
Diagnosis Masalah
1)
Defisit perawatan diri : gosok gigi berhubungan dengan kurangnya kebiasaan menggosok gigi dengan benar.
2)
Kurang pengetahuan berhubungan dengan
kurangnya informasi mengenai kegiatan menggosok gigi dengan benar.
2.
Prioritas Masalah
Defisit
perawatan diri : Gosok gigi berhubungan dengan kurangnya kebiasaan
menggosok gigi dengan benar.
3.
Tujuan Simulasi
1)
Tujuan jangka pendek : peningkatan
pengetahuan anak sekolah terhadap cara mengosok gigi
yang benar
2)
Tujuan jangka panjang
a.
Peningkatan perilaku menggosok
gigi
yang benar pada anak sekolah
b.
Peningkatan status kesehatan anak sekolah
4.
Sasaran Promosi Kesehatan
Sasaran : siswa
SDN 4 Sumber kelas 1 sebanyak 15 siswa.
5.
Materi Promosi Kesehatan
1)
pengertian gosok gigi
2)
tujuan menggosok gigi
3)
kapan waktu untuk melakukan menggosok gigi
4)
alat-alat yang diperlukan dan
cara yang benar untuk menggosok gigi
5)
keuntungan menggosok gigi dengan cara dan
gerakan yang benar
6)
kerugian tidak menggosok gigi dengan cara dan
gerakan yang benar
6.
Metode Promosi Kesehatan
Promosi
dilakukan dengan ceramah, demonstrasi, dan simulasi
7.
Media Promosi Kesehatan
Media yang
digunakan instrumen untuk gosok gigi asli, pamflet, dan media
audiovisual
8.
Rencana Evaluasi
1)
Waktu : evaluasi dilakukan di setiap
akhir materi tiap minggunya dan dilaksanakan dengan pemberdayaan orang tua saat
anak dirumah dengan memberikan form sebagai panduan evalusi, juga oleh guru
saat anak disekolah.
2)
Tempat : evaluasi dilakukan di sekolah
dasar tempat kegiatan promosi kesehatan dilaksanakan
3)
Kelompok sasaran evaluasi : siswa SDN
4 Sumber kelas 1 sebanyak 15 siswa yang mengikuti promosi kesehatan
4)
Evaluator : mahasiswa , orang
tua, dan guru sekolah dasar tempat promosi kesehatan dilaksanakan
5)
Kriteria evaluasi :
(1)
Tingkat pengetahuan siswa sekolah
dasar tentang gosok
gigi
dengan benar
(2)
Tingkat kesadaran siswa sekolah
dasar untuk mau dan mampu melaksanakan gosok gigi
(3)
Status kesehatan siswa sekolah
dasar
9.
Jadwal Pelaksanaan
3.2
Pelaksanaan
Promosi
kesehatan di sekolah pada prinsipnya adalah menciptakan sekolah sebagai
komunitas yang mampu meningkatkan kesehatannya (Health Promoting School). Tahap pelaksanaan kegiatan promosi kesehatan gosok gigi :
1.
Persiapan Pelaksanaan
1)
Mahasiswa difasilitasi oleh pihak kelurahan setempat
atau pihak puskesmas untuk menyusun jadwal ulang
apabila dalam pelaksanaan kegiatan tidak sesuai lagi
dengan kondisi yang ada saat ini.
2)
Menyediakan media berupa pamflet, instrumen (gosok gigi) asli, dan audiovisual (laptop dan LCD)
2.
Fasilitas oleh puskesmas : pihak puskesmas membantu mahasiswa
dalam melaksanakan kegiatan promosi gosok gigi di lingkungan
taman sekolah dasar.
3.
Implementasi Kegiatan : melaksanakan kegiatan program
promosi kesehatan gosok gigi di lingkungan sekolah dasar sesuai rencana
4.
Bantuan teknis puskesmas
1)
pihak puskesmas memberikan bantuan teknis dalam
pelaksanaan promosi gosok gigi secara partisipatif di lingkungan taman SDN 4
2)
monitoring dan evaluasi.
3.3
Evaluasi
Evaluasi dapat dilakukan
dengan mengkaji secara sistem, yaitu dengan menguraikan proses suatu kegiatan
atau intervensi menurut unsur-unsur sistem, yaitu: (a) masukan (input), (b) proses (process), (c) keluaran (output),
(d) efek (outcome), (e) dampak (impact), (f) umpan balik (feedback), serta (g) lingkungan (environment) (Kairupan, 2009).
a.
Input
1)
jumlah ketersediaan sumber daya manusia sebagai
pelaksana kegiatan promosi kesehatan gosok gigi
2)
jumlah waktu yang dibutuhkan untuk mempersiapkan
dan melaksanakan kegiatan promosi kegiatan gosok gigi
3)
jumlah materi dan dana yang digunakan untuk
kegiatan promosi kegiatan gosok gigi
b.
Proses
1)
Jumlah siswa SDN 4 Sumber kelas 1 sebanyak 15 siswa yang memiliki komitmen
tinggi untuk melakukan kegiatan gosok gigi
2)
Teori dan konsep dalam pemberian promosi
kesehatan gosok gigi
3)
Tempat kegiatan promosi kesehatan gosok gigi dan
sasarannya
4)
Media dalam pemberian promosi kesehatan gosok
gigi
c.
Hasil
1)
Peningkatan pengetahuan terhadap gosok gigi,
perubahan tingkah laku (menggosok
gigi dengan benar), dan sikap klien dalam menjalankan perilaku gosok gigi
dengan benar
2)
Tujuan diadakannnya promosi kesehatan dapat
tercapai atau belum
d.
Dampak
1)
Pengkajian keberhasilan penyelenggara promosi
kesehatan gosok gigi dalam mempengaruhi siswa SDN 4 Sumber kelas 1 sebanyak 15 siswa
2)
Dampak kegiatan promosi kesehatan terhadap
perilaku gosok gigi siswa SDN 4
Sumber kelas 1 sebanyak 15 siswa
e.
Umpan balik : umpan balik yang diberikan oleh siswa terhadap
kegiatan promosi kesehatan gosok gigi yang dilakukan
f.
Lingkungan : lingkungan yang mendukung kegiatan promosi
kesehatan gosok gigi
Dari evaluasi
kegiatan atau tindakan evaluasi yang, promotor dapat mengindikasikan apakah
evaluasi bersifat posistif (hasil yang diinginkan terpenuhi) atau negatif
(hasil yang tidak diinginkan menandakan bahwa masalah tidak terpecahkan atau
terdapat masalah potensial yang belum diketahui) dengan menjawab
pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:
i. Apakah
siswa SDN 4 Sumber kelas 1 sebanyak
15 siswa mencapai hasil yang
diharapkan?
ii. Apakah
siswa SDN 4 Sumber kelas 1 sebanyak
15 siswa menunjukkan perubahan perilaku dan peningkatan kesadaran berdasarkan
kegiatan promosi kesehatan
yang dijalankan?
iii. Apakah
masalah-masalah terkait gosok gigi sudah dapat teratasi?
iv. Apakah
kebutuhan siswa SDN 4 Sumber kelas 1 kelas 1 sebanyak 15 siswa terkait program promosi kesehatan sudah
dipenuhi?
v. Apakah
intervensi yang dilaksanakan harus dipertahankan, diubah atau dihentikan?
vi. Apakah
ada masalah yang timbul dimana intervensi yang belum direncanakan atau
diimplementasikan?
vii. Faktor-faktor
apa yang mempengaruhi pencapaian tujuan atau kurang tercapainya tujuan?
viii.
Apakah prioritas yang harus disusun kembali?
ix. Apakah
perubahan-perubahan harus dibuat pada tujuan dan hasil yang diperkirakan?
Pertanyaan-pertanyaan diatas
bermanfaat sebagai parameter dalam :
1)
Menentukan perkembangan kesehatan masyarakat
terkait dengan promosi yang telah dilaksanakn
2)
Menilai efektifitas, efisiensi dan produktifitas
asuhan atau program promosi kesehatan.
3)
Menilai pelaksanaan asuhan promosi yang telah
dilksanakan
4)
Sebagai umpan balik untuk memperbaiki atau
menyusun siklus baru dalam proses keperawatan.
5)
Menunjang tanggung gugat dan tanggung jawab
dalam pelaksanaan keperawatan
Sehingga dapat
diperoleh data objektif untuk menentukan rencana tindak lanjut, apakah intervnesi
akan terus dilanjutkan (hasil evaluasi positif), diubah (modifikasi tindakan
berdasarkan pengkajian terhadap hambatan-hambatan yang muncul selama proses
promosi kesehatan gosok gigi) atau dihentikan.
BAB 4
PENUTUP
4.1
Kesimpulan
Sasaran
promosi kesehatan diarahkan pada individu / keluarga, masyarakat, pemerintah /
lintas sektor / politisi / swasta, dan petugas atau pelaksana program. Menurut Hasan (2002), simulasi
merupakan suatu model pengambilan keputusan dengan mencontoh atau mempergunakan
gambaran sebenarnya dari suatu sistem kehidupan dunia nyata tanpa harus
mengalaminya pada keadaan yang sesungguhnya.
Mengajarkan menggosok gigi yang baik
dan benar dengan metode simulasi lebih meningkatkan pada keterampilan anak
dalam melakukan gosok gigi yang baik dan benar. Karena metode simulasi hanya
memberikan langkah atau peragaan pada suatu tindakan tanpa mengetahui definisi,
tujuan, manfaat dari tindakan atau promosi yang akan dilakukan.
Permasalahan
kesehatan pada anak usia sekolah banyak sekali ditemukan salah satunya
kesehatan gigi. Timbulnya penyakit gigi dan mulut dipengaruhi oleh
berbagai faktor yang saling berinteraksi satu dengan lainnya yakni faktor
pendidikan, status sosial, penghasilan, pola makan, pekerjaan, bahkan budaya
manusia itu sendiri.
Untuk itu,
diperlukan pembelajaran menggosok gigi pada anak usia sekolah dengan benar
dengan metode simulasi, guna membiasakan anak usia sekolah untuk selalu menjaga
kesehatan gigi dan menghindarkannya dari kerusakan gigi.
4.2 Saran
Makalah ini semoga bisa
bermanfaat untuk pemebelajaran promosi kesehatan. Metode promosi kesehatan
dengan menggunakan simulasi perlu diaplikasikan kepada anak usia sekolah karena
dapat lebih menarik untuk diaplikasikan. Selain itu dengan metode simulasi bisa
diajarakan untuk saling memberikan pemebelajaran antar teman.
DAFTAR PUSTAKA
Maulana,
H. (2009). Promosi Kesehatan. Jakarta : EGC.
Palupi. Istiari Dwi. 2004. Malang.
Status kesehatan gigi anak dan factor yang mempengaruhi kesehatan gigi di SDN
Karangsoo III trenggalek.
Mannheim, Jennifer.2010. Usia Anak Sekolah. Diakses dari http://translate.googleusercontent.com/translate_c?depth=1&ei=xXStUKnoO47yrQehkYEg&hl=id&langpair=en%7Cid&rurl=translate.google.co.id&u=http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/002017.htm&usg=ALkJrhiFoK3GlkFZF9h3IbdTSLYY2eJBxw diakses 22 November 2012
Heri D.J
Maulana.Promosi Kesehatan. EGC, Jakarta, 2009.2.
Soekidjo
Notoatmodjo. Promosi Kesehatan Teori
dan Aplikasi. Rineka cipta, Jakarta,2005
Soekidjo Notoatmodjo. Ilmu Kesehatan Masyarakat .
Rineka cipta, Jakarta, 1998
Ayubi,Dian. 2000. Sesi 7: Rencana Intervensi Promosi
Kesehatan
Anda Bosan Menjadi Pemain Dan Ingin Menjadi Bandar??? Temukan Solusinya Hanya Di PesonaQQ.com
BalasHapusPenawaran Special Dari PesonaQQ Untuk Anda Yang Bergabung Hari Ini Juga :
=>> Bonus Turnover 0.3% - 0.5% (Perminggu)
=>> Bonus Referensi 20% (Seumur Hidup)
Keuntungan Anda Yang Bergabung Bersama Kami Di PesonaQQ :
*Data Anda Aman Bersama Kami
*Pelayanan Customer Service Yang Ramah 24/7
*Tersedia 7 Permainan Dalam 1 Web Yang Sesuai Dengan Skill Anda (Poker, Domino QQ, Capsa Susun, Adu Q, Bandar Q & Bandar Poker)
*Bonus TURNOVER Yang Melimpah & Bonus REFERENSI Yang Berlaku Seumur Hidup
*Hanya Dengan 1 Akun Anda Sudah Bisa Bermain Semua Game Di PesonaQQ.com
Kalau Bukan Sekarang Kapan Lagi???
Ayok Tunjukkan Skill Anda Sekarang Juga, Hanya Di PesonaQQ.
INGIN CEPAT JADI JUTAWAN YUK MARI GABUNG SEKARANG JUGA
BalasHapusKharismaPokerMenjadiSitusBandarQOnlineTerprcayaIndonesia
Promo yang diberikan :
Minimal DP dan WD Rp. 20.000.
Support bank lokal : BCA, BNI, BRI, MANDIRI, dan DANAMON.
Bisa dimainkan di iPhone, Android, PC / Laptop.
Online 24 jam setiap hari meskipun hari libur nasional.
Memiliki link alternatif : KharismaPoker.net.
CS nya banyak , jadi pelayanannya cepat.
Bonus REFERRAL 20% setiap minggunya.
Bonus CASHBACK 0,5% setiap minggunya.
Contact resmi kharismaPoker :
Telp :+85588278896
BBM;dc7cdd80
Untuk yang lagi galau, yang lagi bosan tidak tahu mau ngapain,
BalasHapustenang,,sekarang ada yang akan menghibur kalian sekaligus
mengisi hari-hari kalian dengan games" online yang pastinya tidak akan
mengecewakan kalian deh...
yuk ikutan gabung bersama Pesonasaya.com
Dapatkan Bonus Rollingan TO Sebesar 0,3 - 0.5% / Hari
Bonus Referral Sebesar 20% Seumur Hidup
* Minimal deposit hanya Rp 20.000
* Minimal tarik dana Rp 20.000
* Dilayani oleh CS profesional dan ramah
* 24 jam online
* Proses Depo & WD super cepat
* No ROBOT MURNI PLAYER VS PLAYER
* kamu berkesempatan menangkan Jackpot setiap harinya.
Info lebih lanjut silahkan hubungi CS 24 Online Setiap hari melalui :
* PIN BBM : 7A996166
* WA : +85511817618
Salam Sukses Pesonaqq.com
INGIN CEPAT JADI JUTAWAN YUK MARI GABUNG SEKARANG JUGA
BalasHapusKharismaPokerMenjadiSitusBandarQOnlineTerprcayaIndonesia
Promo yang diberikan :
Minimal DP dan WD Rp. 20.000.
Support bank lokal : BCA, BNI, BRI, MANDIRI, dan DANAMON.
Bisa dimainkan di iPhone, Android, PC / Laptop.
Online 24 jam setiap hari meskipun hari libur nasional.
Memiliki link alternatif : KharismaPoker.net.
CS nya banyak , jadi pelayanannya cepat.
Bonus REFERRAL 20% setiap minggunya.
Bonus CASHBACK 0,5% setiap minggunya.
Contact resmi kharismaPoker :
Telp :+85588278896
BBM;dc7cdd80